Monday, February 9, 2009

i love you, reallyreally love you..

deskripsi : mengetik sambil menangis
ekspresi : mata sembab akibat menangis



telfon ditutup begitu saja, dan aku bergerak lunglai membuka laptop..aku rasa, aku akan menulis sedikit sesuatu tentang apa yang aku rasa di blog ku..

aku benci menyebut kata 'lagi' untuk situasi ini. aku begitu membencinya, tidak seperti dia yang menganggap semuanya wajar, dan akan selesai bila dia menutup matanya untuk tidur di malam hari. seolah dia akan lupa segalanya disaat dia tertidur, dan menjadi bayi yang baru lahir dan tidak ingat semuanya. dia bangun seolah sebelum dia tidur tidak terjadi apapun, dan semua berjalan seperti biasanya. setelah makan, dan tenaganya sudah terisi..mulai dia bercanda lagi padaku, mulai mencium ku lagi, meminta jatahnya, so we're makinglove. saat lelah dia akan mulai mengerjakan hal lain dan tidak memperhatikan cerita-cerita sepele ku yang dianggapnya tidak penting. disaat rewelan ku sudah kelewatan menurutnya, dia akan semakin tidak memperdulikan ku.

yaa dia selalu menganggap ku rewel, tapi sadarkah dia kalo dia terkadang sering menyebalkan melebihi kerewelan ku? contoh kasus yang paling up to date adalah..setelah bercumbu malam itu aku ingin dengar dia bilang kata-kata manis pada ku sebelum akhirnya dia tertidur. tapi apa? dia merasa begitu letih, dan langsung meninggalkan ku tidur begitu saja. apa segitu sulitnya membuka matanya dan mengucapkan i love you? anggap saja itu bayaran service ku malam itu, aku hanya memerlukan kata i love you yang keluar dari bibirnya, dan dia bisa langsung meninggalkan ku tidur lagi. tapi meskipun aku sudah merengek-rengek, ia tetap tidak memperdulikan ku. hhh, yaa aku anggap dia ngantuk sekali. dan ngantuknya sedikit lebih besar daripada kekuatan dia mengungkapkan rasa cintanya padaku. tapi apakah rasa kantuk itu menyerangnya setiap malam? ya ya ya, aku pernah mendengar teori pria akan sangat lemas setelah dia mencapai klimaks, dia tidak akan peduli meskipun mendengar wanita nya merengek sekencang apapun, sangat ironis sekali. poor me..

sedangkan aku..disaat aku letih sekalipun aku tetap harus memilih membuka mata untuk menurutinya. apapun itu. dan aku mengambil teori kalo rasa cintaku lebih besar dari beban kantuk yang menyerangku kapanpun itu. dan tadi, untuk sekian kalinya kami beradu pendapat. sama seperti sebelumnya..disaat aku mengemis untuk tidak ada dalam situasi pertengkaran atau sekedar diam-diaman yang sangat tidak menyenangkan, dia tidak memperdulikan. menurutnya saat kesal yauda tidak usah saling bicara. dia akan membiarkan aku menangis dan keesokan harinya saat dia telah cukup tidur dia akan datang padaku seperti tidak ada masalah. tahukah dia saat menunggu dia, aku menangis tiada henti?

menurutnya, disaat kami bertengkar aku menganggap harus ada yang menang. dia bicara sangat kasar, dan aku mengeluarkan argumen ku untuk memenangkannya. yaa Tuhan, kenapa pikirannya begitu picik menilai ku? sama seperti anggapannya kalo aku akan mencari pelampiasan saat kami tidak bersama, pelampiasan dengan laki-laki lain. rasanya tidak ingin aku mengingat siapa yang mengkhianti siapa sebelumnya, tapi aku begitu sakit mendengar setiap kata-kata egoisnya yang dia keluarkan saat dia emosi.
heyy baby, listen to me..
lo tau kalo lo pintar, dan tanpa sadar lo ngerasa lo gampang mengerti semua hal..disaat lo telah melewati ujian hati yang begitu dahsyat atas kehilangan, lo anggap lo sudah cukup mengerti bagaimana cara menjaga hubungan.
kalo lo pikir sekarang gue yang akan puas kalo gue mikir gue memenangkan debat ini lalu lo minta maaf ke gue, ya itu seperti biasa yang lo pikirin. but im sorry man, sama sekali bukan itu pointnya..
setiap kita berantem, setiap gue nangis mempresentasikan perasaan gue, gue pingin lo paham semuanyaaa, dengan hati..bukan hanya mengerti dengan otak.


esemes terakhirnya menyuruh aku untuk menelfonnya kalo emang rasa sayang ku melebihi apapun, termasuk amarah dan kebencian aku padanya. kedengaran sedikit mengancam yah? tapi mungkin dia tidak sadar..kalo aku yang melakukan itu, harus tetab aku yang menghubunginya duluan. oh yaa, di esemes dia bicara tentang perasaannya yang amat menyayangi ku, dia mencintaiku lebih dari apapun. yaa aku percaya, sayangnya dia benar-benar manusia modern yang tidak suka kegaduhkan selain di club berdansa dengan memegang botol bir ditangan. dia bilang aku memilih putus, bagaimana dia bisa berpikir begitu sedangkan aku sudah sering mengorbankan kegengsian ku untuk mempertahankan semuanya dan menyerahkan harga diri ku padanya? kalo dengan bicara seribu bahasa tidak juga membuatnya mengerti, mungkin lebih baik aku diam sepuluh ribu bahasa dan tidak bersamanya, agar dia lebih bisa menghargai keberadaan ku yang mencintainya..

dan beb, tidak mungkin aku milih tanpa kamu..karena dalam mimpi pun aku engga sanggup dalam keadaan itu, apalagi milih putus dan sadar engga ada kamu lagi dalam hidup ku. dan aku engga lagi ngetes..karena salah besar khan kalo aku berharap kamu bisa disadarkan dengan shockterapy, kepekaan kamu minim sekali dan ego kamu lebih keras daripada batu..aku hanya ingin kamu mengerti, mengerti maxud aku sebenarnya..

No comments: